Rita Susmito

Hai, Sahabat Brainy! Ada kabar seru nih dari dunia medis! Seorang pria, sebut saja namanya Pancho, berhasil jadi orang pertama yang bisa menguasai dua bahasa sekaligus berkat operasi implan otak canggih! Wow, keren banget, kan?

Jadi gini ceritanya, Sahabat Brainy. Waktu usianya masih 20 tahunan, Pancho kena stroke. Sedihnya, dia jadi lumpuh dan susah banget buat komunikasi. Tapi, keajaiban datang waktu usianya 30 tahun!

Pasien yang mengalami stroke/reuters.jpg

Seorang ahli bedah saraf hebat bernama Edward Chang dari Universitas California, San Francisco, mau menangani kasus Pancho. Nah, si Dokter Edward ini nggak main-main. Dia langsung observasi gimana kondisi stroke Pancho berpengaruh ke fungsi otaknya.

Bersama timnya, Dokter Edward masangin elektroda di korteks otak Pancho. Gunanya buat ngerekam aktivitas saraf dan "menterjemahinnya" lewat sistem komputer canggih. Canggih banget, deh!

Dari penelitian yang dilakuin, ternyata Dokter Edward dan timnya nggak cuma masangin elektroda, lho! Mereka juga nyelipin sistem kecerdasan buatan alias AI biar Pancho bisa ngomong bahasa Spanyol dan Inggris secara real time. Keren abis!

Oh iya, bahasa sehari-hari Pancho sebenarnya bahasa Spanyol. Nah, bahasa Inggrisnya baru lancar setelah kena stroke. Hebatnya, setelah dipasangin perangkat AI itu, kalimat pertama yang diucapin Pancho dalam bahasa Inggris adalah "Keluarga saya di luar". Wah, mengharukan banget, ya!

Dokter Edward bilang, "Bahasa yang kita gunakan itu kayak cerminan diri kita banget, lho! Makanya, tujuan utama kita bukan cuma ngegantiin kata-kata, tapi juga ngembaliin koneksi antar manusia."

Buat ngembangin sistem AI biar bisa nerjemahin lebih banyak ucapan Pancho, Dokter Edward minta bantuan muridnya, Alexander Silva.

Berkat kerja keras mereka, Pancho pun mulai lancar ngomong bahasa Inggris dengan kosakata hampir 200 kata! Setiap kata yang diucapin Pancho itu ngebentuk pola saraf beda yang direkam sama elektroda. Seru banget, ya, kayak belajar bahasa baru bareng teknologi canggih!

Nggak berhenti sampai di situ, Dokter Edward terus berusaha bikin modul bahasa Spanyol dan Inggris. Modul ini canggih banget, bisa nebak kata berikutnya yang bakal diucapin Pancho berdasarkan pola saraf dan kesinambungan kalimatnya. Kerennya lagi, akurasinya tinggi banget, lho! Buat ngebedain bahasa Inggris dan Spanyol, akurasinya mencapai 88%, sedangkan buat nerjemahin kalimat, akurasinya mencapai 75%. Gokil!

Dari penelitian ini, para peneliti jadi tahu kalo ternyata aktivitas bahasa Spanyol dan Inggris itu berasal dari area otak yang sama. Keren banget, kan?

Nggak cuma itu, Sahabat Brainy! Berkat latihan rutin, kemampuan bahasa Inggris Pancho makin jago aja! Hal ini bikin para peneliti makin semangat buat mengembangkan teknologi implan otak yang lebih canggih lagi. Tujuannya, buat bantuin orang-orang yang kesulitan bicara biar bisa kembali berkomunikasi dengan lancar, bahkan dalam berbagai bahasa sekaligus!

Wah, teknologi emang nggak ada habisnya, ya! Semoga aja penelitian ini terus berkembang dan bisa bantu banyak orang di masa depan.

Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Sahabat Brainy!

Login untuk menambahkan komentar
Klik tombol Google dibawah ini untuk masuk sebagai user

Tambahkan Komentar

Kamu mungkin juga suka