Hai, sahabat Brainy! Kali ini kita akan membahas tentang penyakit saraf yang mungkin belum banyak diketahui, yaitu Multiple Sclerosis. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, lho! Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Multiple Sclerosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh kita justru menyerang selubung pelindung saraf (myelin) di sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Akibatnya, komunikasi antara otak dan bagian tubuh lain terganggu, deh.
Bayangkan saja seperti kabel listrik yang kehilangan isolasinya. Gangguan ini bisa menyebabkan berbagai gejala, mulai dari kelemahan otot, masalah penglihatan, mati rasa, sampai masalah kognitif.
Di Amerika Serikat sendiri, diperkirakan ada 250 ribu hingga 350 ribu orang yang hidup dengan Multiple Sclerosis. Sementara di Indonesia, prevalensinya sekitar 30 kasus per 100.000 penduduk, dan umumnya menyerang kelompok usia 30-40 tahun.
Nah, yang perlu sahabat Brainy ketahui, Multiple Sclerosis ini punya beberapa jenis, antara lain:
- Clinically Isolated Syndrome (CIS): Peradangan dan kerusakan myelin yang bisa jadi tanda awal Multiple Sclerosis.
- Relapsing Remitting Multiple Sclerosis (RRMS): Gejala muncul tiba-tiba, kemudian mereda dengan sendirinya.
- Secondary Progressive Multiple Sclerosis (SPMS): Kerusakan saraf semakin parah seiring waktu, meskipun gejalanya mungkin hilang timbul.
- Primary Progressive Multiple Sclerosis (PPMS): Kerusakan saraf terjadi secara progresif sejak awal, tanpa periode remisi atau perbaikan yang signifikan.
Apa Sih Penyebab Multiple Sclerosis?
Penyebab pasti Multiple Sclerosis sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga ada beberapa faktor yang berperan, di antaranya:
- Faktor Genetik: Riwayat Multiple Sclerosis dalam keluarga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
- Usia: Umumnya menyerang usia 20-40 tahun.
- Jenis Kelamin: Wanita memiliki risiko dua kali lebih tinggi dibandingkan pria.
- Merokok: Zat kimia dalam rokok dapat merusak saraf dan otak.
- Infeksi: Beberapa virus, seperti Epstein-Barr (EBV), herpes tipe-6, dan pneumonia mikoplasma diduga dapat memicu Multiple Sclerosis pada orang yang punya faktor risiko.
- Kekurangan Vitamin D: Vitamin D penting untuk sistem kekebalan tubuh, jadi kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko Multiple Sclerosis.
- Kekurangan Vitamin B12: Vitamin B12 berperan dalam produksi myelin, jadi kekurangan vitamin ini juga dapat memengaruhi kesehatan saraf.
Kenali Gejalanya!
Gejala Multiple Sclerosis bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari bagian saraf mana yang terpengaruh. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:
- Gangguan Penglihatan: Penglihatan kabur, pandangan ganda, atau bahkan kehilangan penglihatan.
- Kelemahan Otot: Sulit berjalan, koordinasi tubuh terganggu, atau mudah lelah.
- Mati Rasa dan Kesemutan: Sensasi seperti tertusuk jarum atau kebas pada bagian tubuh tertentu.
- Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi: Sulit menjaga keseimbangan, mudah terjatuh, atau gerakan tubuh menjadi kurang terkoordinasi.
- Gangguan Kognitif: Sulit berkonsentrasi, mudah lupa, atau kesulitan dalam memproses informasi.
- Gangguan Emosional: Mudah cemas, depresi, atau perubahan suasana hati yang drastis.
Pentingnya Deteksi Dini
Jika sahabat Brainy mengalami beberapa gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter, ya! Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mengontrol perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.
Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan Multiple Sclerosis, tapi ada beberapa terapi yang bisa membantu mengelola gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Yuk, jaga kesehatan sistem saraf kita dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan istirahat yang cukup!