Munculnya kabar startup yang tutup di awal tahun ini mengundang perhatian. Apakah ini fenomena normal atau justru tanda adanya masalah serius?
Perspektif Asosiasi Startup
Menurut Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo), penutupan startup merupakan hal yang lumrah. Hanya sekitar 5% startup yang mampu melewati tantangan dan menjadi perusahaan yang stabil. Hal ini dianalogikan dengan siklus hidup manusia, di mana startup juga mengalami fase pertumbuhan dari bayi hingga dewasa.
Penyebab Penutupan Startup
Handito Joewono, Ketua Umum Atsindo, mengungkap beberapa faktor yang membuat startup menghadapi tantangan dalam pengelolaan dana investor, antara lain:
- Kurang keahlian finansial
- Budaya keuangan yang tidak sehat
- Hamburan pendanaan yang tidak strategis
Selain itu, kegagalan dalam mengubah fase pertumbuhan dari remaja ke dewasa, di mana tim belum memiliki komitmen untuk menghasilkan profit, juga menjadi kendala.
Dampak Penutupan Startup
Penutupan startup dewasa berdampak luas, tidak hanya pada investor dan penyedia pendanaan, tetapi juga menyebabkan PHK massal. Untuk mencegah dampak negatif ini, diperlukan upaya bersama dari ekosistem komersial dan pemerintah.
Peran Pemerintah
Atsindo menyarankan pemerintah untuk mengambil peran proaktif dalam mendukung startup, seperti yang dilakukan di negara-negara maju seperti Singapura. Hal ini dapat dilakukan melalui pendanaan gaya startup, pendampingan perusahaan, dan penciptaan lingkungan yang lebih kondusif.
Prediksi Tahun Politik
Tahun 2024 sebagai tahun politik diprediksi akan menyulitkan startup untuk beroperasi secara efektif. Investor cenderung bersikap wait and see, sehingga sulit mengharapkan banyak startup dewasa lahir tahun ini. Namun, suasana kehati-hatian juga membuka peluang untuk akselerasi startup fase awal menjadi fase remaja.