Askara Indrayana

Halo sahabat Brainy! Ada berita terbaru nih dari Amerika Serikat. Pemerintahan Biden baru saja mengumumkan kenaikan tarif yang cukup signifikan untuk beberapa barang penting impor dari Tiongkok. Kabarnya sih, barang-barang ini sebenarnya penting banget buat Amerika Serikat dalam mencapai target iklimnya. Kebijakan ini menyasar berbagai sektor, mulai dari transportasi, teknologi energi bersih, bahan mentah, dan banyak lagi.

Pemerintah AS beralasan bahwa kebijakan ini diambil untuk mendorong Tiongkok agar menghilangkan praktik perdagangan yang tidak adil. Contohnya seperti transfer teknologi, hak kekayaan intelektual, dan inovasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, Presiden Biden memerintahkan peningkatan tarif pada sektor-sektor strategis, seperti baja dan aluminium, semikonduktor, kendaraan listrik, baterai, mineral penting, sel surya, derek kapal-ke-pantai, dan produk medis.

Empat pekerja berdiri di jalur perakitan baterai.

Kebijakan ini merupakan langkah terbaru yang diambil AS dalam upaya meningkatkan manufaktur domestik, meskipun di sisi lain meningkatkan ketegangan perdagangan dengan Tiongkok. Secara keseluruhan, kenaikan tarif ini diperkirakan akan memengaruhi impor tahunan senilai sekitar 18 miliar dolar AS.

Kenaikan tarif ini juga menunjukkan bahwa AS makin serius dalam membatasi produsen Tiongkok di pasar kendaraan listrik di negaranya. Memang, kendaraan listrik buatan Tiongkok terkenal lebih terjangkau dibandingkan pilihan lainnya. Contohnya, BYD Seagull yang dibanderol sekitar 10.000 dolar AS, jauh lebih murah dibandingkan Tesla model termurah yang harganya mendekati 40.000 dolar AS.

Tarif tinggi yang sudah diterapkan sebelumnya secara efektif menghalangi Tiongkok untuk mengekspor kendaraan listriknya ke AS. Nah, tarif ini akan dinaikkan lagi, dari 25 persen menjadi 100 persen!

Bukan cuma kendaraan listrik, kenaikan tarif untuk baterai, semikonduktor, dan mineral penting juga bisa berdampak pada industri kendaraan listrik AS.

Berikut detail kenaikan tarifnya:

Barang Tarif Awal Tarif Baru
Komponen baterai dan baterai Lithium-ion untuk EV 7.5% 25%
Baterai Lithium non-EV 7.5% 25% (tahun 2026)
Semikonduktor dari Tiongkok 25% 50% (tahun 2025)
Magnet permanen, grafit alami, dan mineral penting tertentu 0% 25% (bertahap dalam beberapa tahun ke depan)
Produk baja dan aluminium tertentu 0% - 7.5% 25%

Di sisi lain, produsen panel surya di AS menyambut baik keputusan untuk menaikkan tarif sel surya menjadi 50 persen, dari sebelumnya 25 persen.

Sebenarnya, AS sudah melarang impor panel surya dari wilayah Xinjiang, Tiongkok, yang merupakan pusat produksi polisilikon tingkat surya (sekitar 40 persen produksi global). Alasannya karena AS khawatir tentang adanya kerja paksa dan pelanggaran hak asasi manusia di sepanjang rantai pasokan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, produsen panel surya di AS telah mendesak pemerintahan Biden untuk mengenakan tarif pada panel surya dari empat negara di Asia Tenggara. Desakan ini muncul setelah penyelidikan Departemen Perdagangan AS menemukan bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok mengakali tarif dengan memindahkan barang melalui negara lain.

Namun, upaya untuk menegakkan kebijakan tersebut dan membangun kemampuan manufaktur domestik terbukti cukup sulit bagi para pejabat AS. Presiden Biden bahkan sampai harus menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan pada tahun 2022 untuk meningkatkan produksi panel surya dan teknologi energi bersih lainnya.

Pada tahun yang sama, Undang-Undang CHIPS dan Sains juga mengalokasikan 52 miliar dolar AS untuk manufaktur semikonduktor domestik. Tak hanya itu, Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang ditandatangani menjadi undang-undang pada tahun yang sama juga mendorong produsen kendaraan listrik untuk tidak lagi menggunakan material baterai dari Tiongkok jika ingin memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak konsumen.

Login untuk menambahkan komentar
Klik tombol Google dibawah ini untuk masuk sebagai user

Tambahkan Komentar

Kamu mungkin juga suka