Rita Susmito

Badak putih utara berdiri di ambang kepunahan, dengan hanya dua individu yang tersisa di dunia. Fatu dan Najin, dua betina tua, menjadi saksi terakhir dari spesies mereka yang pernah melimpah di Afrika tengah.

Namun, harapan kini hadir melalui terobosan teknologi fertilitas yang berani. Tim ilmuwan internasional bersatu untuk menyelamatkan badak putih utara dengan menggunakan teknik bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Dalam langkah yang menjanjikan, mereka telah berhasil mentransfer embrio badak yang diciptakan di laboratorium ke induk pengganti badak putih selatan.

Embrio ini diciptakan menggunakan telur dari Fatu dan sperma yang dikumpulkan dari dua badak putih utara jantan sebelum mereka mati. Teknik IVF ini merupakan upaya terakhir untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan total.

Para ilmuwan menghadapi tantangan besar dalam prosedur IVF ini. Badak adalah hewan besar dengan anatomi yang kompleks, sehingga menempatkan embrio di dalam saluran reproduksi mereka menjadi tugas yang sulit. Namun, setelah 13 kali percobaan, mereka akhirnya mencapai keberhasilan kehamilan dengan bayi tabung pertama yang layak pada badak putih selatan.

Sayangnya, tragedi menghampiri di tengah keberhasilan ini. Induk pengganti meninggal karena infeksi Clostridia, bakteri yang mematikan bagi hewan. Meski demikian, hasil pemeriksaan mayat menunjukkan bahwa janin badak laki-laki berkembang dengan baik dan memiliki peluang besar untuk dilahirkan hidup.

Kematian induk pengganti menjadi pukulan berat, namun tim tidak menyerah. Mereka yakin bahwa teknik IVF berhasil dan kehamilan yang layak melalui IVF dapat dilakukan. Kini, langkah selanjutnya adalah mencoba teknik ini pada embrio badak putih utara.

Embrio badak putih utara yang telah diciptakan dan disimpan dalam nitrogen cair di Jerman dan Italia akan ditanamkan ke dalam rahim pengganti badak putih selatan. Tim berharap untuk dapat menanamkan embrio dalam beberapa bulan mendatang dan melahirkan anak badak putih utara saat Fatu dan Najin masih hidup.

Dengan kelahiran anak badak putih utara, ilmuwan berharap dapat melestarikan karakteristik sosial dan perilaku spesies ini dengan membiarkan anak badak belajar dari kedua badak terakhir. Namun, mereka menyadari bahwa menambahkan lebih banyak hewan melalui IVF saja tidak cukup untuk menyelamatkan spesies ini.

Di sisi lain, beberapa pakar satwa liar berpendapat bahwa sumber daya yang digunakan untuk menyelamatkan badak putih utara dapat dialokasikan untuk menyelamatkan spesies lain yang lebih berpotensi bertahan hidup. Namun, sebagian besar ilmuwan dan konservasionis percaya bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan badak putih utara karena kepunahan mereka disebabkan oleh ulah manusia.

Inisiatif penyelamatan badak putih utara tidak hanya penting untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan, tetapi juga menunjukkan tekad manusia untuk melawan hilangnya keanekaragaman hayati dan dampak negatif kegiatan manusia terhadap lingkungan.

Login untuk menambahkan komentar
Klik tombol Google dibawah ini untuk masuk sebagai user

Tambahkan Komentar

Kamu mungkin juga suka