Pendahuluan
Dua pesawat tempur Super Tucano milik TNI AU yang jatuh di Pasuruan menjadi peringatan keras atas lemahnya tata kelola alutsista di Indonesia. Insiden tragis ini menambah daftar kecelakaan kendaraan terbang militer yang mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir.
Penyebab Kecelakaan
Penyebab pasti jatuhnya dua Super Tucano masih dalam penyelidikan. Namun, pakar militer menduga adanya kemungkinan kedua pesawat bertabrakan saat melakukan manuver formasi. Selain itu, kelalaian manusia, cuaca buruk, dan masalah pemeliharaan juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
Tata Kelola Alutsista yang Bermasalah
Insiden Pasuruan menyingkap sebuah masalah kronis dalam tata kelola alutsista TNI. Pengamat militer Khairul Fahmi menyebut lemahnya pengelolaan, mulai dari proses pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, hingga pengembangan sumber daya manusia.
Akibatnya, TNI kesulitan menjaga kesiapan tempur dan keselamatan prajurit. Pemeliharaan yang tidak memadai dapat berujung pada kerusakan mesin atau sistem navigasi. Sementara itu, kurangnya pelatihan dan pengalaman pilot dapat memperbesar risiko kecelakaan.
Kecelakaan Berulang
Kecelakaan Pasuruan bukanlah insiden yang terisolasi. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi serangkaian kecelakaan pesawat militer TNI, antara lain:
- Super Tucano jatuh di Malang (2016)
- Helikopter latih TNI AD jatuh di Bandung (2023)
- Pesawat tempur T-50i Golden Eagle jatuh di Blora (2022)
- Pesawat latih TNI AL Bonanza G-36 jatuh di Selat Madura (2022)
Kasus-kasus ini mengisyaratkan adanya masalah sistemik. Kecelakaan berulang menunjukkan bahwa TNI menghadapi tantangan dalam mengelola dan merawat alutsista secara efektif.
Solusi yang Diperlukan
Keadaan ini menuntut solusi menyeluruh dari pemerintah dan TNI. Beberapa langkah yang perlu diambil meliputi:
- Evaluasi dan perbaikan tata kelola alutsista
- Meningkatkan anggaran untuk pemeliharaan dan pelatihan
- Mengembangkan program pengembangan SDM yang komprehensif
- Melakukan investigasi menyeluruh atas semua kecelakaan
- Menerapkan standar keamanan dan prosedur operasi yang ketat
Dengan melakukan langkah-langkah ini, TNI dapat meningkatkan keselamatan dan kesiapan tempur prajuritnya, sekaligus membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pertahanan negara.