Michael Leonardo

Halo sahabat Brainy! Kabar duka datang dari Subang, Jawa Barat, nih. Pada Sabtu malam (11/5/2024) terjadi kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata Trans Putera, beberapa kendaraan bermotor, dan rombongan pelajar SMK di Desa Palasari, Kecamatan Ciater.

Bus tersebut oleng saat melewati turunan, menabrak kendaraan dari arah berlawanan, lalu terguling. Penyebab pasti kecelakaan ini masih belum diketahui, tapi tim ahli kecelakaan lalu lintas sedang menyelidikinya. Sebelas orang dilaporkan meninggal dunia, kebanyakan adalah siswa dari rombongan bus tersebut.

Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut.

Sayangnya, kecelakaan maut ini bukan yang pertama di kawasan Ciater, Subang. Yuk, kita bahas lebih dalam soal jalur rawan kecelakaan dan mitos yang menyelimuti area ini.

Kawasan Rawan Kecelakaan

Seorang pakar tata kota dan transportasi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menyebutkan bahwa jalan raya Subang-Bandung di Ciater memang termasuk daerah rawan kecelakaan.

Banyak kecelakaan yang merenggut nyawa lebih dari 50 orang terjadi di jalur ini. Yayat menegaskan bahwa angka tersebut menandakan tingginya tingkat kerawanan kecelakaan di area tersebut, sehingga kewaspadaan ekstra sangat diperlukan.

Berbagai faktor bisa menyebabkan kecelakaan, seperti:

  • Kesalahan manusia (human error)
  • Pengetahuan sopir
  • Kondisi kendaraan
  • Kondisi jalanan dan lingkungan

Yayat menambahkan bahwa sopir yang tidak familiar dengan medan jalan bisa menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan. Dalam kasus bus Trans Putera, bus tersebut memiliki plat nomor AD yang mengindikasikan bahwa bus tersebut bukan berasal dari Depok dan sopirnya mungkin tidak menguasai medan jalan di Ciater.

Kondisi kendaraan juga bisa menjadi faktor penyebab kecelakaan. Hal ini berkaitan dengan reputasi penyedia jasa bus pariwisata.

Mengingat seringnya kecelakaan di jalur ini, Yayat meminta agar rambu-rambu lalu lintas dan jalur penyelamat antisipasi rem blong disediakan.

Catatan Kelam Kecelakaan di Ciater

Dalam 12 tahun terakhir, total korban meninggal dunia akibat kecelakaan di kawasan Ciater mencapai 52 orang, dan angka ini masih bisa bertambah. Kelalaian pengemudi dan rem blong menjadi penyebab utama sebagian besar kecelakaan di sana.

Berikut beberapa catatan kecelakaan di Ciater:

  • Juni 2014: Sembilan orang meninggal saat bus pariwisata yang membawa rombongan pelajar dari Jakarta menabrak mobil dari arah berlawanan.
  • 2018: Sebuah bus pariwisata Premium Passion terguling setelah menabrak sepeda motor dan tebing. Dua puluh tujuh penumpang yang merupakan anggota dan pengurus Koperasi Simpan Pinjam Permata, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, meninggal dunia.
  • 2020: Kecelakaan bus pariwisata PO Purnamasari menewaskan 9 orang. Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa penyebab kecelakaan adalah sistem rem yang tidak berfungsi.

Mitos Tanjakan Emen

Jalan raya Subang-Bandung di Ciater didominasi oleh medan turunan dan tanjakan. Di lokasi ini terdapat jalur maut yang dikenal dengan nama Tanjakan Emen.

Tanjakan Emen terletak sekitar 20 kilometer dari Kota Bandung dan memiliki medan yang curam dan berkelok. Karena sering terjadi kecelakaan, muncul mitos atau urban legend tentang sosok Emen.

Mitos ini berkembang dan memiliki banyak versi. Konon, Emen adalah korban kecelakaan di lokasi tersebut pada tahun 1960-an. Sebagian orang percaya Emen adalah pengangkut sayur, sementara yang lain meyakini bahwa Emen adalah kernet angkutan umum Subang-Bandung.

Banyak orang yang meyakini mitos ini akan melemparkan rokok yang telah dibakar atau uang koin saat melewati Tanjakan Emen agar tidak "diganggu" Emen.

Terlepas dari mitos Tanjakan Emen, penyebab kecelakaan di tempat itu memiliki penjelasan logis, seperti:

  • Sistem kendaraan yang tidak berfungsi dengan baik
  • Sopir yang tidak menguasai medan
  • Jalan yang banyak menanjak, menurun, dan berkelok.

Sahabat Brainy, penting bagi kita untuk selalu waspada saat berkendara, terutama di jalur rawan kecelakaan. Patuhi rambu-rambu lalu lintas, pastikan kondisi kendaraan prima, dan jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.

Login untuk menambahkan komentar
Klik tombol Google dibawah ini untuk masuk sebagai user

Tambahkan Komentar

Kamu mungkin juga suka